ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM101

Esai Film Surga Yang Tak Dirindukan

Senin, 11 April 2016
Esai Film Surga yang Tak Dirindukan - 
 
Film ‘Surga yang Tak Dirindukan’ diangkat dari novel karya Asma Nadia. Novel terlaris tersebut memang mengedepankan kisah poligami yang masih tabu bagi sebagian masyarakat Indonesia. Film ini menceritakan salah satu alasan pria untuk melakukan poligami yaitu dengan niatan untuk menolong. Dalam film ini Pras berniat unutk menyelamatkan hidup Meirose yang sudah kacau karen ditinggal orang tuanya. Pras tergugah hatinya karena ia pernah merasakan hal tersebut pada saat ia kecil sehingga Pras tidak mau Meirose merasakan hal yang sama seperti dirinya. Film ini juga menggambarkan tentang perasaan wanita jika dipoligami.

Alur film surga yang tak dirindukan terlalu cepat namun melambat pada akhirnya. Penggambaran latar belakang Prasetya di film ini kurang memadai karena yang kita tahu hanyalah pada saat Prasetya flashback digambarkan bahwa pada saat masih kanak-kanak ia melihat dengan mata kepalanya sendiri ibunya bunuh diri dengan menabrakan diri ke mobil. Lanjut ke adegan selanjutnya, ketika Pras dan 2 teman kuliahnya yang akan berkunjung ke suatu tempat untuk observasi kuliahnya kemudian Pras melihat anak kecil yang jatuh dari sepedanya. Yang awalnya hanya ingin menolong justru terpana dengan pesona Arini yang mengajar di pendopo anak kecil tersebut hingga tidak memperdulikan temannya.

Pada saat Meirose mengalami kecelakaan peran polisi tidak ada, secara logika rumah sakit tidak akan menerima begitu saja korban kecelakaan. Lalu biasanya yang membawa adalah menjadi tersangka jika tidak ada saksi lain. Lalu ketika Meirose siuman dan mencoba bunuh diri melompat dari gedung mengapa Pras mengetahui jika Meirose sedang di atas gedung serta dapat mengangkat Meirose yang sudah mengambang hanya dengan kekuatan tangan.

 Momen ketika Pras keluar dari apotek untuk mengambil uang dengan Arini masuk apotek terkesan ‘setting-an’. Tidak hanya itu, pada saat persemayaman ayah Arini juga terlihat dibuatbuat para pelayatnya. Penempatan iklan-iklan pada film sudah baik karena tidak terlalu terkesan sedang mengiklankan suatu produk dan tidak mengganggu jalannya cerita.

Pada awalnya penonton mengakui kelembutan hati Arini, namun ketika Arini sudah mengetahui bahwa Pras berpoligami penonton justru lebih menaruh simpati kepada Meirose yang merupakan istri kedua dari Pras. Hal ini dikarenakan karakter Meirose sangat lembut, sabar dan sangat siap untuk dilabrak oleh Arini. Arini hingga hampir mencapai akhir film ini terkesan egois.


Menurut saya yang paling disayangkan adalah ending dari film ini, Meirose pergi ke Jakarta tanpa pamit Pras yang sebelumnya sudah meninggalkan pesan untuk menjaga Akbar. Meskipun Pras dan Arini sudah mencari dan mencoba menghentikan langkah Meirose tetapi Meirose tetap bersikeras untuk pergi ke Jakarta karena ia berpikir ia telah mengganggu kebahagiaan ‘dongeng’ Pras dengan Arini. Padahal sebelumnya Arini telah memiliki rasa sabar dan ikhlas dengan kehadiran Meirose di rumahtangganya bahkan mengizinkan Meirose untuk menginap di rumahnya. Seharusnya endingnya ketika mereka bertiga sudah menjalin silaturahmi dengan baik dan memiliki rasa sabar dan ikhlas serta memiliki rasa berbagi satu sama lain.
Share This :